Senin, 30 Desember 2013

Pemerintah Janji Tak Impor Garam Konsumsi Tahun Depan




 JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan menegaskan tak akan mengimpor garam untuk kebutuhan konsumsi pada 2014. Hal ini dibuktikan dengan adanya stok garam konsumsi sebanyak 387.693 ton.

Sudriman Saad, Direktur Jenderal Kelautan dan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, menjelaskan kebutuhan garam konsumsi pada tahun ini mencapai 1.527.170 ton. Sedangkan stok tahun ini masih surplus dari kebutuhan.

"Itu bisa kita jadikan cadangan sampai semester I 2014," ujar Sudirman, dalam keterangan tertulis, Senin (30/12/2013).

Sudirman mengatakan, dengan sisa sebanyak itu, pemerintahh bisa pastikan tahun depan tidak akan ada impor garam. Apalagi produksi garam konsumsi nasional juga terus meningkat tiap tahunnya.

Meski kondisi cuaca tahun ini tidak begitu mendukung, Sudirman menilai produksi garam rakyat (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat/PUGAR) masih mampu memproduksi sebesar 1.041.472 ton garam.  Pada  2012 program PUGAR telah mencapai 3.521 anggota kelompok garam.

"Belum lagi ditambah produksi garam dari BUMN PT Garam dimana tahun ini produksinya mencapai 385.000 ton," ungkap Sudirman.

Saat ini luas tambak garam nasional mencapai 31 juta hektare, dengan tingkat produksi rata-rata per hektare mencapai 68,16 ton per hektare sampai 96,82 ton per hektare. Namun dengan teknologi geo membran produksinya bisa mencapai tiga kali lipat.

"Dengan teknologi bio membran dan ulir fitleri kita targetkan produksi garam mencapai 200 ton per hektare," papar Sudirman. (Adiatmaputra Fajar Pratama )


Editor
: Bambang Priyo Jatmiko
Sumber


Analisis Masalah

Keputusan pemerintah untuk tidak melakukan impor terhadap garam dapat dipandang positif oleh masyarakat, karna kebutuhan masyarakat untuk garam untuk saat ini maupun untuk tahun mendatang masih akan tercukupi sehingga masyarakat tidak akan mengalami kekurangan garam.

Keuntugan lainnya pemerintah bisa menghemat Anggaran Belanja untuk kebutuhan impor garam, hal ini sebenarnya juga menjadi kesempatan untuk petani garam untuk menjaga hasil produksi garamnya.

Pemerintah percaya bahwa keputusan yang dilakukan nya untuk tidak melakukan impor adalah untuk memanfaatkan petani garam dalam negeri, dengan bantuan teknologi bio membran dan ulir fitleri ditargetkan produksi garam mencapai 200 ton per hektar. Kondisi yang diharapkan bukan lagi impor garam melainkan menjadi ekspor garam ke negara lain.

Investasi Hulu Migas sepanjang 2013 Capai 19,342 Miliar Dollar AS


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai investasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) hingga akhir 2013 mencapai sekitar 19,342 miliar dollar AS, atau meningkat sekitar 17 persen dibandingkan investasi tahun lalu yang sebesar 16,543 miliar dollar AS.

"Investasi memang mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir," kata Kepala Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas Johannes Widjonarko, dalam paparan kinerja SKK Migas, Senin (30/12/2013).

Dia menyebutkan, ke depan akan menggenjot kinerja SKK Migas. Salah satu yang dilakukan untuk mencapai target adalah melakukan penyegaran, dan mendorong kinerja yang lebih baik di tahun 2014.

"Sehingga ini diharapkan meningkatkan kinerja kita. Ada 115 pekerja kepala divisi dan setingkat, serta 3 pimpinan SKK Migas yang dilakukan penyegaran. Kami juga telah memberlakukan wistle blowing system untuk memberikan kemudahan akses stakeholder terkait GCG," ujar Widjonarko.

Di sisi lain, Widjonarko pun enggan mengomentari status hukum yang menyeret sejumlah pejabat tersebut.

"Saya tidak berikan komentar status hukum karena sudah ditangani KPK. Dan tentu bahwa kita semua ketahui bahwa permasalahan antara operasional dan hukum harus dibedakan. Bahwa dalam kegiatan ada pengaruhnya, tentu. Tapi cepat kita lakukan recover," pungkasnya.


Penulis
: Estu Suryowati
Editor
: Bambang Priyo Jatmiko

Analisis Masalah

Investasi Hulu Migas sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 19,342 persen . Hal ini memang perlu mendapatkan perhatian khusus karna Migas merupakan hal penting bagi sebagian besar masyarakat, meskipun harga minyak dan gas dunia yang selalu mengalami kenaikan harga sedangkan nilai rupiah Indonesia yang malah melemah dari nilai dollar, namun inverstor masih banyak yang tertarik untuk melukan investasinya terhadap Migas.

Hal ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan sehingga akan terus mendorong investor untuk menanamkan modalnya. Dibalik gejolak yang terjadi mengenai kasus hukum yang membawa sejumlah nama pejabat besar, namun hal ini harus tetap memiliki sikap profesionalisme terhadap kinerja perusahaan.

Dengan kenaikan ini diharapkan meningkatkan kinerja kita. Ada 115 pekerja kepala divisi dan setingkat, serta 3 pimpinan SKK Migas yang dilakukan penyegaran. Kami juga telah memberlakukan wistle blowing system untuk memberikan kemudahan akses stakeholder terkait GCG," ujar Widjonarko.


Biarlah semua harapan tersebut dapat benar di implementasikan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia .

Bursa Indonesia Salah Satu yang Terburuk di Regional


JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terburuk di regional bila dilihat dari perkembangan indeks maupun nilai kapitalisasi pasar selama tahun 2013 ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan terkait perkembangan indeks bursa regional hingga 27 Desember 2013, bursa Jepang Nikkei225 masih mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 51,37 persen. Indeks Nikkei225 pada 27 Desember 2013 mencapai 16.178,940 sementara pada 2 Januari 2013 mencapai 10.688.

Menyusul Nikkei22, pertumbuhan bursa China Shenzhen mencatat posisi kedua tertinggi dengan persentase pertumbuhan 19,72 persen. Indeks Shenzhen pada 27 Desember 2013 mencapai 1.050,853 sementara pada 2 Januari 2013 mencapai 877,76.

"Di regional, Filipina yang positif. Bursa Indonesia masih mencatat pertumbuhan negatif, mencapai -3,07 persen. Indeks pada 27 Desember 2013 mencapai 4,212,980 sementara pada Januari 4.346,48," kata Nurhaida pada konferensi pers akhir tahun 2013 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (30/12/2013).

Nurhaida menyatakan gejolak yang terjadi di indeks bursa Indonesia maupun regional akibat tekanan baik domestik maupun global. "Tekanan dan sentimen negatif terjadi cukup tajam baik karena kondisi global maupun domestik," kata dia.

Adapun terkait nilai kapitalisasi pasar bursa efek regional, bursa Jepang kembali mencatat pertumbuhan tertinggi per 27 Desember 2013, yakni 25,39 persen. Nilai kapitalisasi pada 26 Desember 2013 mencapai 4.536,341 juta dollar AS, sementara pada awal Januari 2013 mencapai 3.617,778 juta dollar AS.

Pasar bursa Indonesia mencatat pertumbuhan paling rendah, yakni -20,85 persen. Nilai kapitalisasi pada 26 Desember 2013 mencapai 340,429 juta dollar AS, sementara pada 2 Januari 2013 tercatat sebesar 430.094 juta dollar AS. "Agak banyak saham-saham yang harganya cukup tinggi namun penurunannya cukup signifikan," kata Nurhaida.

Penulis
: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor

: Bambang Priyo Jatmiko



Analisis Masalah

Berdasarkan artikel diatas mengenai kenaikan Bursa Efek Regional, Indonesia menjadi negara terburuk bila dibandingkan dengan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara lainnya, dan negara dengan kenaikan terbaik adalah Jepang dengan tingkat kenaikan sebesar 51,37 persen . Setelah itu ada China dengan tingkat kenaikan sebesar 19,72 persen, sedangkan Indonesia mengalami poertumbuhan yang negatif yang dicatat sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan terburuk untuk tiap tahun nya .

Penyebab kenaikan yang negatif terhadap perkembangan Bursa Efek di Indonesia karna untuk tahun ini nilai rupiah yang semakin melemah terhadap nilai dollar, hal ini berakibat bahwa banyak perusahaan yang menjadi emiten di Bursa Efek mengalami penurunan nilai jual saham karna nilai nominal saham yang ikut menurun dan kondisi perusahaan yang mengalami gejolak terhadap perusahaan nya, selain itu banyak investor yang malah menjual kembali saham nya dan menyimpan dana nya untuk ditahan sampai nilai rupiah kembali stabil.


Selain itu menurut Nurhaida menyatakan gejolak yang terjadi di indeks bursa Indonesia maupun regional akibat tekanan baik domestik maupun global. "Tekanan dan sentimen negatif terjadi cukup tajam baik karena kondisi global maupun domestik,"