Minggu, 22 April 2012

Revolusi Perindustrian di Indonesia



A.    Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang luas, dengan jumlah penduduk yang padat dan memilki sumber daya alam yang melimpah. Indonesia merupakan Negara Agraris dan Maritim oleh sebab itu banyak penduduk Indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Indonesia sangat identik dengan sesuatu yang tridisional, segala sesuatu dilakukan dengan alat yang sangat sederhana dn teknik yang masih bersifat kedaerahan.

Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan.

Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.

Inilah alasan mengapa saya memilih topik ini untuk melihat setiap perubahan yang terjadi pada perindustrian Indonesia.
B.    Landasan Teori
Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannyamenghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

Besi adalah unsur kimia dengan nomor atom 26 dan massa atom 55,847. Beri berupa logam berwarna putih kepereakan dengan titik lebur 535° C dan titik didih kurang lebih 3.000°C. dikenal sejak jaman prasejarah.

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalahpara atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae).

Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda yang menggunakan alat tersebut  dan antara lain dapat digunakan pada:
§  elektronik konsumen, alat elektronik untuk penggunaan pribadi dan sehari-hari;
§  media elektronik, sarana media massa yang mempergunakan alat elektronik modern, misal radio, televisi, dan film



C.     Pembahasan

Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.


v Cabang – Cabang Industri
*            Kelapa Sawit
*            Tekstil
*            Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 
*            Pengolahan Karet
*            Elektronika

v  Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi:
*     Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
*     Industri mesin dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
*     Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
*     Aneka industri: industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.


v PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV TAHUN 2011 NAIK SEBESAR 6,02 PERSEN DARI TRIWULAN IV TAHUN 2010

                Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang tahun2011 mengalami kenaikan sebesar 5.56 dari tahun 2010. Jenis-jenis manufaktur yang mengalami pertumbuhan produksi  pada tahun 2011 dari tahun 2010
*      Kelapa Sawit naik 17.60%
*      Tekstil naik 11.43%
*      Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif  naik 11.06 %
*      Pengolahan Karet 9.72%
*      Elektronika 2.85 %


12 BESAR EKSPOR INDUSTRI NON MIGAS
2006
2007
2009
2010
2011
persentase








1
Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit
6,407.3
10,476.8
16,168.1
12,924.9
17,253.8
17.60
2
T e k s t i l
9,422.8
9,790.1
10,116.3
9,245.1
11,205.5
11.43
3
Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif
7,712.7
9,606.9
11,815.0
8,701.1
10,840.0
11.06
4
Pengolahan Karet
5,465.2
6,179.9
7,579.7
5,020.2
9,522.6
9.72
5
Elektronika
7,200.2
6,359.7
6,806.7
7,899.6
9,254.6
2.85


Ø  Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 6,02 persen (y-on-y) dari triwulan IV tahun 2010. Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV. Pada triwulan IV tahun 2010 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik 5,53 persen dari triwulan IV tahun 2009, pertumbuhan triwulan IV tahun 2009 naik 4,46 persen dari triwulan IV tahun 2008.
Ø  Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada tahun 2011 naik sebesar 5,56 persen dari tahun 2010. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar (16,26 persen), industri kendaraan bermotor (14,85 persen), dan industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia (11,93 persen).
Ø  produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan III tahun 2011. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2011 naik sebesar 2,95 persen dari triwulan II tahun 2011 dan pertumbuhan triwulan II tahun 2011 naik sebesar 1,61 persen dari triwulan I tahun 2011.





B. INDUSTRI TANPA MIGAS
Nilai
Thd PDB Nasional
1. 
Makanan, Minuman dan Tembakau
139.922,0
6,72%
2. 
Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki
50.994,0
2,45%
3. 
Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
20.336,0
0,98%
4. 
Kertas dan Barang Cetakan
25.477,0
1,22%
5. 
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
68.390,0
3,28%
6. 
Semen dan Barang Galian Bukan Logam
15.991,0
0,77%
7. 
Logam Dasar, Besi dan Baja
8.045,0
0,39%
8. 
Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya
177.178,0
8,51%
9. 
Barang Lainnya
3.770,0
0,18%

Walaupun laju pertumbuhan industri manufaktur terus mengalami pelambatan pada tahun 2008, porsinya di dalam PDB naik 27,9 persen. Hal ini terjadi bukan disebabkan oleh peningkatan volume produksi, melainkan karena peningkatan harga produk-produk manufaktur lebih tinggi ketimbang kenaikan harga- harga umum.

Kemerosotan relatif industri manufaktur akan membuat sektor ini kehilangan daya untuk menyerap tambahan angkatan kerja. Selama tiga tahun terakhir sudah terjadi penurunan persentase pekerja di sektor manufaktur, dari 18,8 persen pada tahun 2005 menjadi 17 persen pada tahun 2008.

Akibatnya, sektor informal kian menjadi andalan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2008 pekerja di sektor informal sudah hampir mencapai 70 persen. Betapa rentan mayoritas pekerja kita: tanpa jam kerja, uang lembur, jaminan kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua.

Lebih jauh, stagnasi relatif sektor industri manufaktur memperlambat basis obyek pajak dan peningkatan nisbah pajak (tax ratio) yang berkelanjutan. Keterbatasan sumber penerimaan pemerintah pada gilirannya akan membuat fondasi makroekonomi lebih rapuh dan fungsi pemerintah tidak optimal.

Salah satu faktor yang membuat industri manufaktur kita tak mengalami hantaman berat adalah karena relatif kecilnya peranan industri yang berorientasi ekspor dan ketergantungan pada bahan baku impor rendah. Sumbangan kelompok ini hanya 16 persen dari nilai tambah total industri manufaktur.

Sebaliknya, sumbangan kelompok industri yang berorientasi pasar dalam negeri dan lebih banyak menggunakan bahan baku lokal ternyata paling besar, yakni 37 persen. Sementara itu, kelompok industri yang berorientasi pasar dalam negeri tetapi kandungan impor bahan baku juga tinggi merupakan penyumbang terbesar kedua, yaitu 32 persen.

Satu kelompok industri lagi yang berorientasi ekspor dan sarat kandungan lokal, walau sumbangannya terhadap nilai tambah total paling rendah, yaitu 14 persen, memiliki peranan paling besar dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sepertiga pekerja di sektor industri manufaktur diserap oleh kelompok ini. Sekitar seperempat pekerja diserap oleh kelompok yang berorientasi ekspor dan yang kandungan impor bahan bakunya tinggi.

D.    Kesimpulan
Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa kelompok industri yang berorientasi pasar dalam negeri sangat dominan dalam hal sumbangsihnya terhadap pembentukan nilai tambah. Sedangkan kelompok industri berorientasi ekspor sangat besar sumbangannya dalam penyerapan tenaga kerja.

Bertolak dari kenyataan ini, tantangan terbesar yang kita hadapi untuk memperkuat industri manufaktur adalah dengan mengintegrasikan pasar domestik serta meningkatkan nilai tambah industri yang berbasis bahan baku lokal. Upaya ini sekaligus bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja.

Penguatan integrasi perekonomian nasional memungkinkan segala sumber daya yang kita miliki bisa bersinergi. Selanjutnya, kita bisa mewujudkan pembangunan yang lebih merata lewat pembangunan daerah, bukan sekadar pembangunan di daerah. Untuk itu, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kunci utama. Selain, tentu saja, penguatan riset dan pengembangan (R&D) agar peningkatan daya saing nasional bisa berkelanjutan.
E.     Daftar Pustaka