Sebuah
kisah yang ingin aku tulis kali ini adalah sebuah cerita yang awalnya aku kira
hanya ada dalam dongeng atau sinetron belaka, namun ternyata aku menyaksikannya
secara langsung kisah ini .
Seorang
ibu yang sudah sekian lama ingin memiliki anak, tak kunjung mendapatkan anak.
Sampai akhirnya dia memilih untuk mengadopsi seorang anak. Ibu ini bukan
berasal dari keluarga yang mampu, dia hanya seorang ibu sederhana, baik, sangat
perhatian, tulus, dan penuh kasih sayang.
Ibu
ini akhirnya mempunyai anak laki-laki yang mempunyai paras yang tampan. Waktu
menunggu yang cukup lama membuahkan anak yang istimewa. Beberapa bulan
kebersamaan anak ini bersama ibunya terlihat begitu menyenangkan. Tapi suatu
ketika anak ini sakit demam yang tak kunjung turun, sang ibupun bergegas
membawa anak ini kerumah sakit. Sang ibu berharap anak ini hanya demam biasa
karna dia tak mau kehilangan anak satu-satunya. Dokterpun mulai memberitahu ibu
ini tentang penyakit yang dialami anak laki-laki nya. Dokter berkata bahwa anak
ini mempunyai kelainan dia akan berbeda dengan anak-anak yang lain, karna dia
mempunyai keterbelakangan mental. Sang
ibu hanya menghela nafas, dan dia tetap menerima anak itu serta tetap berpikir
bahwa dia istimewa.
Tiga
Tahun Kemudian …
Anak
laki-laki ini tumbuh dengan baik, yang berbeda dari dia adalah dia sulit
beradaptasi dengan lingkungannya, cukup hiperaktif, namun anak ini adalah anak
yang cerdas. Dia pun akhirnya memasuki pendidikan untuk anak usia dini,
disekolah dia hanya ingin sendiri, sulit sekali diatur sampai akhirnya dia
disediakan ruangan khusus untuk sekolahnya. Awalnya sang ibu merasa keberatan,
tapi ibu berusaha untuk mengerti. Anak laki-laki ini sulit sekali untuk
dikendalikan, dia hanya mau belajar kalau sang ibu memarahinya.
Bukan
hanya disekolah, tapi dirumah pun tidak ada anak sebayanya yang ingin bermain
dengannya karna perilakunya yang susah diatur, setiap kali bermain dia hanya
ditemani oleh sang ibu, dalam hati sang ibu dia merasa sangat sedih, mungkin
dia merasa semuanya terasa tidak adil untuk masa kecil anaknya. Sesekali dia
berusaha untuk mengajak berbicara anak ini, dia mungkin bisa berbicara namun
dia tidak mampu mengutarakannya, yang dapat dia katakana hanyalah ‘Aku Sayang
Ibu’. Tiap kali mendengar kata itu sang ibu kembali merasa bahwa dia istimewa. Setiap
hari tanpa lelah sang ibu berusaha melatih anak ini untuk dapat berperilaku
lebih tenang, berlatih berbicara, membaca buku cerita, memperkenalkannya pada
lingkungan dan teman-temannya .
Enam
Tahun Kemudian …
Perubahan
demi perubahan mulai terjadi dalam dirinya, anak ini menjadi sangat pintar,
lebih tenang dan mampu berperilaku baik pada teman sebayanya. Anak ini pun
memasuki sekolah dasar, walau mengalami perubahan namun sifat hiperaktif nya
masih ada, dia sangat tidak suka dipaksa, dan melihat semua orang berbicara.
Sang
ibupun memarahinya karna terlalu kesal dia memukul anak ini, walaupun sang ibu
sebenernya tidak ingin melakukannya namun dia hanya ingin sang anak mengerti
dan dapat bertingkah laku seperti anak normal. Setiap kali dia berbuat onar dia
pasti dipukuli oleh sang ibu . Perlahan-lahan dia mulai dapat berpikir seperti
anak normal, sekarang dia mulai dapat bermain dengan temannya, belajar dan tau
yang baik dan yang benar.
Satu
hal yang tidak diketahui sang ibu adalah tentang perasaan anak ini, dia anak
yang polos, percaya pada semua kata ibunya dan perkataan teman-temannya.
Sesekali anak ini demi memiliki seorang teman dia mau melakukan apapun yang
diperintahkan oleh temannya walaupun dia harus terjatuh, sakit yang penting
sekitarnya menyayanginya. Sampai suatu ketika sang ibu melihat anaknya
diperlakukan kurang baik oleh temannya. Tanpa berpikir panjang sang ibu
memarahi temannya. Anak ini disuruh pulang, dirumah ibu bertanya ‘mengapa kamu
melakukan hal seperti itu?’. Dia hanya menjawab ‘aku ingin memiliki teman bu,
aku mohon ibu jangan marah pada mereka, tapi ibu boleh memukulku’. Sang ibu
memberitahu pada anaknya kalau hal itu salah, dia mulai mengerti tentang hal
itu.
Sore
hari, saat suasana hening , tiba-tiba anak ini bertanya ‘apakah ibu sayang
padaku, kenapa aku berbeda, kenapa mereka tidak mau berteman dengan ku bu,
apakah kalau aku jadi anak baik semua orang akan sayang padaku ?’
Sang
ibu hanya memeluk anaknya dan berkata ‘kami semua menyayangimu’. Ibu tidak
pernah merasa menyesal memiliki anak sepertimu, bagi ibu memiliki malaikat
kecil sepertimu begitu istimewa.
Dua
Puluh Tahun Kemudian…
Anak
ini tumbuh menjadi orang yang sangat hebat, sang ibu akhirnya menceritakan
semua kebenaran tentang dirinya kepada anak tersebut, sekarang dia menjadi anak
yang sukses, kaya, tampan dan istimewa.
Kini
sang anak mengerti apa itu teman, apa itu berbuat baik, apa itu rasa sayang.
Tak lama kebersamaan mereka,sang ibu meninggal dunia untuk selamanya, dia sangat
merasa kehilangan sosk ibu yang istimewa.
Dia
sangat mengerti ibu yang dia miliki begitu luar biasa, menerima, merawat,
menjaga, mengajarkan dia sepenuh hati. Ibu adalah sosok yang sempurna dalam
hidupku . Banyak orang yang menganggap remeh diriku, tapi aku istimewa baginya.
‘Aku Sayang Ibu’.
Itulah
ibu, kita semua mempunyai pribadi yang berbeda-beda. Jangan pernah menyesal
terhadap hidupmu, jangan pernah tidak bersyukur atas kekuranganmu. Bagi ibu
kalian ISTIMEWA …….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar