Minggu, 05 Januari 2014

HIPMI: Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Memukul UKM


JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai bahwa PT Pertamina (Persero) sangat gegabah dalam menentukan kenaikan harga elpiji. Ketua Umum BPP HIPMI Raja Sapta Oktohari menilai, Pertamina salah perhitungan.

Pertamina menaikan harga gas elpiji dari Rp 5.850 per kilogram (kg) menjadi Rp 9.809 per Kg, naik 67 persen. Namun, kenyataan di lapangan, di tingkat eceran harga gas elpiji ada yang sampai menembus Rp 150.000 satu tabung 12 kg.

"Dari tinjauan kami di lapangan, kenaikan harga LPG bukan lagi di kisaran 67 persen tapi sudah lebih dari 100 persen," kata dia dalam keterangan resmi, yang diterima Kompas.com.

Bahkan, di beberapa daerah seperti di Papua, harga gas elpiji 12 kg di tingkat eceran bisa mencapai Rp 300.000 per tabung. Raja menilai, Pertamina tak mampu memperkirakan pembentukan harga baru di level pengecer.

Kenaikan harga gas elpiji 12 kg sebut Raja akan berdampak terhadap inflasi. Sekarang saja, sudah mulai terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg, buntut dari kenaikan harga. Konsumen beralih dari gas elpiji 12 kg ke gas elpiji 3 kg.

Kenaikan harga gas elpiji 12 kg sebut Raja akan memukul sektor usaha kecil menengah (UKM). Raja memperhitungkan, khususnya UKM makanan, akan terjadi kenaikan harga jual makanan sebesar 10-20 persen.

Pertamina sampai saat ini dinilai belum memiliki mekanisme kontrol yang jelas untuk menjamin elpiji bersubsidi tepat sasaran. Oleh karenanya dia berharap, Pertamina bisa me-review kenaikan harga elpiji.

"HIPMI menolak kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji. Sebagai BUMN, Pertamina bukan orientasi di laba saja. Namun juga memiliki kewajiban Public Services Obligation (PSO). Jangan sampai, karena orientasi di laba, malah merusak daya beli masyarakat," tukasnya.

Analisis Masalah

Awal tahun 2014, masyarakat di Indonesia dihebohkan dengan adanya kebijakan PT.Pertamina untuk menaikkan harga gas ELPIJI 12kg, kenaikan tersebut sebesar 67% . Hal ini membuat banyak sekali Pro dan Kontra yang bermunculan. Pihak Pertamina memberikan konfirmasi bahwa kebijakan untuk menaikkan harga Elpiji karna PT pertamina mengalami kerugian yang cukup besar terhadap perjualan gas Elpiji 12kg, oleh sebab ini Pertamina melakukan kenaikan harga.

Namun, hal ini menimbulkan permasalahan baru bagi masyarakat. Karna hal ini tentu akan memengaruhi berbagai barang kebutuhan pokok lainnya, hal yang menjadi permasalahan adalah kenaikan ini di anggap terlalu besar, dan tidak mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan, bukan hanya di masyarakat perkotaan tapi juga masyarakat yang berada di daerah yang merasakan dampak yang lebih besar terhadap kenaikan tersebut.

Pihak HIPMI menolak kebijakan Pertamina manaikkan harga Elpiji tersebut dan berharap pemerintah dapat ikut campur tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut, melalui intervensi pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar